Perparagraf Aku Ingin Bercerita


          Baru kemarin aku menonton film “Ada Apa dengan Cinta”. Ternyata ada Dian Sastro, perempuan cantik yang telah membuatku sakit hati. Tahu nggak kenapa? Karena dia lebih memilih Indraguna Sutowo untuk menjadi pendamping hidupnya, bukan aku, Miftah F. Husein alias Ayie’ yang sampai saat ini masih jomblo. (keterangan: paragraf pertama memang khusus bercanda).
          (Paragraf kedua). Luna Maya. Masih ingatkah Anda pada dia? Jawabannya tentu ada yang sudah lupa dan salah ingat. Karena katanya, manusia itu memang tidak pernah lepas dari yang namanya salah dan lupa. Kabarnya, (tante) Luna mau main sinetron lagi. Dan dia optimis sinetronnya itu bisa mengalahkan Cinta Fitri. Sebagai pecinta film aku percaya, karena film Luna Maya yang kemarin sudah membuat geger Nusantara. Bahkan, ada kabar bahwa orang luar negeri banyak yang suka dengan film itu meski tanpa dialih bahasa.
          (ini paragraf ketiga). Jika Anda bosan dengan cara mendidik anak yang itu-itu saja, dan tidak pernah ada hasil yang memuaskan. Aku sarankan Anda untuk belajar pada Non Ayu Azhari, tokoh pendidikan pertama yang lahir dari kalangan artis Indonesia. Jika Anda menerapkan pendidikan seperti itu pada buah hati Anda, Insya Allah Anda akan sering diberitakan di surat kabar, ramai dibicarakan orang di internet, bahkan banyak kesempatan untuk nongol di TV. Silahkan mencoba jika tidak percaya.
          (Paragraf keempat). Mulai dari Dian Sastro, Luna Maya dan Ayu Azhari pasti Anda sudah mengenalnya. Ya, paling tidak pernah melihat atau mendengarnya meski hanya satu kali. Yang ingin aku tanyakan, kenalkan Anda dengan Rahayu? Aku sendiri tidak tahu siapa orang itu. Tapi pastinya si Jakfar, Rusli, terus si Ong Hasbul selalu menuduhku kalau aku suka sama dia.
          Pastinya aku tidak mengerti kenapa mereka sampai menuduhku seperti itu. bahkan, karena saking seringnya mereka menuduhku punya hati pada perempuan itu, aku pikir kalau mereka itu adalah sejenis makhluk hebat yang bisa terbang ke Lauhul Mahfudh, lalu di sana mereka membaca catatan hidupku, baik masa lalu maupun masa depanku. Mungkin saja Rahayu itu adalah manusia yang akan hadir di masa depanku, sebagaimana mereka baca dalam buku catatan hidupku di Lauhul Mahfudh. (Benar tidaknya silahkan tanya mereka).
          Jika dugaanku itu benar, aku rasa si Rusli, Jakfar, terus si Ong Hasbul itu termasuk orang aneh. Masak ke Lauhul Mahfudh hanya untuk membaca catatan hidupku, seorang biasa yang tak bisa berbuat apa-apa. Kenapa mereka tidak membaca catatan hidup Pak SBY saja? Atau paling tidak mereka melihat catatan Pak Marzuki Alie, pokoknya catatan-catatan orang hebatlah.
          Tentunya jika mereka membaca tentang catatan hidup Pak SBY aku tak perlu membaca berita Kompas hari ini, tentang proporsi kepuasan responden terhadap kinerja pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di bidang ekonomi, kesejahteraan sosial, politik, dan hukum. Karena mereka pasti akan menceritakannya padaku kalau kinerja pemerintahan Pak Beye tahun ini menurun.
          Yang perlu Jakfar, Rusli, dan Ong Hasbul lakukan—kalau mereka benar-benar memiliki ilmu hebat untuk terbang ke Lauhul Mahfud—adalah melihat catatan hidup Marzuki Alie. Apakah benar suatu hari nanti gedung DPR setinggi 36 lantai dengan fasilitas kolam renang mewah akan benar-benar berdiri kokoh mencakar langit Jakarta?
          (Paragraf terakhir) sebelum aku akhiri tulisan ini, tolong percayalah padaku kalau aku tidak pernah suka pada Rahayu. Benar, aku tidak berbohong. Kalau tidak percaya, belah dadaku! Wassalam.
          Senin, 17 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar