aku siapa? anjing.
musik berputar keras dalam telinga.
huruf-huruf di keyboard laptop dipukul tanpa perhitungan sehingga muncul
kata-kata tak bersuara, seperti desis seorang malaikat pada seorang nabi yang
nanti akan kedinginan dan minta dipeluk kain wol. setan mulai kesetanan. dalam kepala ada banyak hal: anjing
menggonggong, lelaki brengsek memakan kemaluan sendiri, pakaian belum dicuci,
tubuh memakai baju bolong di bagian belakang, anjing, anjing, perempuan-perempuan
di pinggir pantai, nasi busuk sudah dimakan teman sendiri, orang-orang
mengepalkan tangan meminta perubahan, sebelah mata sakit, ingin mati muda
setelah sukses dan kaya raya, bermimpi lahir dari rahim presiden yang kukorupsi
kemaluannya setiap malam jum’at, teman-teman sibuk mengurus skripsi sampai lupa
kencing pada alat kelaminnya masing-masing, merasa kasihan pada hidup yang
terlalu lama, dan dalam kepalaku suara adzan di atas pengeras suara sedangkan
aku memakai headseat dengan suara adzan juga dari dalam hati sanubari. aku akan
sholat pada waktunya, jadi jangan adzan di waktu yang salah.
“siapa namamu?” tanya
orang yang lupa memakai sandal di atas aspal panas.
namaku adalah tidak
penting bagi siang ini. makanya hanya kulemparkan senyum padanya sebagai
jawaban atas pertanyaannya yang masuk akal. aku hanya ingin dia sadar siapa
lawan bicaranya. agar lebih serius membuat pertanyaan. bukan lagi bertanya nama
yang sudah beberapa tahun aku miliki dan aku juga sudah mulai bosan dengan
namaku sendiri. nama yang hanya ditukar dengan kambing oleh ayah. sebagus apa
pun kambing, tetaplah kambing. katanya tuhan memiliki jawaban atas segala
persoalan itu. hahaha…. aku jadi ingin bertanya, apakah dia suka menjawab soal?
sebentar lagi aku uas. setelah itu aku akan berpisah. haha… katanya. dia
senang. aku tahu. mungkin. kuakhiri saja kalimat ini. sebelum hari yang tiada
akhir itu datang, seperti yang telah dijawab tuhan dalam lembar jawaban.