Sepertinya
tak ada seorang pun yang terinspirasi dari Ujian Akhir Semester (UAS). Buktinya
tak ada judul atau lirik lagu yang mengambil kata itu, adanya cuma “Sedang
Mikirin Kamu” bukan “Sedang Mikirin UAS”, “Benar Salah Dia Idolaku” bukan
“Benar Salah UAS Idolaku”, dan ada pula judul lagu “Juara Sejati” bukan ”Juara
UAS”. Itu semua baru lagu-lagu karya
Dani. Judul lagu karya Iwan Fals pun tak ada yang terinspirasi oleh UAS,
buktinya beliau lebih memilih untuk membuat “Tikus-Tikus Kantor” daripada
“Tikus-Tikus UAS”. Ya, benar UAS memang tidak menarik, makanya tak ada yang
terinspirasi dari ujian tersebut!
Tapi
aneh bin ajaib. Saat tiba waktu UAS, para mahasiswa di kampus pada rajin pergi
ke perpustakaan, baca buku di segala tempat, dan ke mana-mana selalu membawa
buku. Aneh bukan! Padahal sebelum uas mereka seperti tak mau kenal dengan buku,
tapi saat UAS mereka menjadi kutu buku. Pertanyaannya, apakah UAS memang
memberi rasa penggoda yang cukup luar biasa pada buku, untuk membaca buku,
memperkosa buku, dan lain sebagainya? saya pun tak bisa menjawab pertanyaan
sendiri. Entah kenapa.
Hari
ini hari ke-delapan UAS berlangsung di UIN Suka, perpustakaan penuh dengan
mahasiswa yang terlihat sibuk mencari dan meminjam buku, Laboratorium Agama—bukan
Masjid UIN Suka—ramai dengan Mahasiswa yang begitu bersemangat diskusi, dan sebagian
lagi khusuk membaca buku di sana-sini. Kalau seandainya sarat masuk surga
adalah rajin dan khusuk membaca buku, pastilah mereka semua adalah orang-orang
yang sangat dirindukan surga.
Namun
meskipun saya juga mahasiswa yang jelas-jelas sama seperti mereka, UAS tak
sedikitpun memberi pengaruh pada saya. Ya, UAS memang keterlaluan. Pilih kasih.
Pandang bulu. Masak saya tidak dibuat suka membaca buku, tidak diberi rasa
cinta untuk bersemedi dalam perpustakaan, dan tidak diberi kekuatan untuk
menenteng buku ke mana-mana seperti mereka. Sungguh uas keterlaluan. Tapi, saya
masih bersyukur karena UAS menginspirasi saya untuk mebuat tulisan seperti ini.
Teng
Ki Yu UAS!
Selasa,
17 Januari 2012