Rakit Merakit Menjadi Satu


Tugas kuliahku semakin menumpuk. Mulai dari materi Pusat Studi Islam, Pancasila dan Kewarganegaraan, al-Qur’an, Hadits dan terakhir Tasawuf. Tugas-tugas itu masih belum kuselesaikan, menumpuk, tumpang tindih dibalut dengan tanda tanya besar, “kapan aku bisa menyelesaikannya?” Sedangkan aku sendiri masih suka menunda-nunda untuk mengerjakannya. Dan sang waktu yang tak pernah jatuh hati padaku itu terus melaju meninggalkanku.
Pada tanggal 06 Juni 1969, almarhum Ahmad Wahib menulis dalam catatan hariannya: “Saya kira semangat yang tepat untuk semua itu adalah membuat hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Motto seperti itu harus senantiasa dihidupkan dalam jiwa kita”. Jika nilai baik dan tidaknya suatu hidup ditentukan dengan itu, maka boleh dikatakan aku ini tidak baik, karena semangat yang bersemayam dalam jiwaku selalu berada dalam keadaan krisis.
Sukurlah, beberapa menit yang lalu tugas Pancasila untuk besok sudah selesai kukerjakan. Meskipun tugas tersebut merupakan hasil rakitan dari beberapa tulisan yang aku dapat dari adinda Google, aku merasa senang. Karena hanya seperti itu yang dapat aku lakukan. Tapi besok aku akan berkata jujur kalau hasil tugasku itu merupakan karya rakitanku terhadap beberapa tulisan orang di dunia maya. Aku rasa seperti itu lebih baik daripada sok pintar menulis, sok paham dengan tugas makalah besok, apalagi harus sok cerdas di hadapan teman-temanku.
Jam di laptopku sudah menunjukkan jam 0:45. Bungkus Nescafe sudah tergolek kedinginan di dekat pintu. Tak kutemukan satu titik cahaya pun di langit, hanya dia yang ada dan terus menyala dalam ingatanku. Aku teringat sepotong kalimat anggun Romeo pada pujaan hatinya, “Kekasih, engkaulah matahari yang tak pernah terbenam. Engkaulah yang mengajari pelita bercahaya...” tak munkin aku dapat mengatakan seperti itu pada dia. karena dia bukan kekasihku, bukan pacarku, dan bukan apa-apaku. Lagi pula aku seorang penakut, tak mungkin berani mengungkapkan perasaan semacam itu.
“Ah, lagi-lagi aku teringat dia.”
Kamis, 09 Desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar