Pusing yang Diiringi Nyanyian Sabiq dan Harik


Alangkah indahnya diberikan kesempatan pusing di malam Jum’at ini. Syukur karena pusing saya diiringi suara serak-serak basah Sabiq menyanyikan beberapa buah lagu The Panas Dalam. Mungkin ini adalah pusing pertama dan satu-satunya di dunia yang ada soundtrack-nya. Waduh, betapa bangganya menjadi seorang yang pusing. Ingin rasanya menyombongkan diri di depan teman-teman yang suka menyombongkan diri dengan mengatas namakan pencitraan.
Tidak tahu pasti penyebab pusingnya kepala saya. Tiba-tiba langsung pusing, kedatangannya seakan muncul secara misterius. Hal ini membuat saya tidak ingin pergi ke dokter, karena saya yakin dokter tidak akan bisa menyembuhkannya. Konon, al-Kindi menyembuhkan tetangganya yang sakit hanya dengan musik? Oleh karena itu, biarkan saja petikan gitar dan suara Sabiq yang semi mirip imam besar The Panas Dalam, Pidi Baiq, itu menyembuhkan pusing yang saya derita malam ini.
Saat menulis catatan ini, sebenarnya kepala saya seperti dipukul alien jahat, alien yang oleh Harikimura Sana diilustrasikan seperti ayam hutan menyeramkan berkekuatan sepuluh kali dari badannya. Sayangnya, si Sabiq sudah bilang capek untuk menyanyi lagi, padahal lagu-lagu The Panas Dalam yang ia nyanyikan sudah mulai bereaksi menenangkan pusing dalam kepala. Dan, beberapa menit kemudian, akhirnya Sabiq meletakkan gitar listrik, ia benar-benar berhenti menyanyi. Betapa kecewanya suara hatiku.
Meskipun kepala pusing, Sabiq sudah meletakkan gitar listriknya, Dewi Fortuna tidak kemana, ia tetap bersamaku. Ada Kang Harik yang mau menggantikan Sabiq, ia mau memetik gitar listrik itu dan bernyanyi. Tentu bukan lagu-lagu The Panas Dalam lagi, tapi Ebit G. Ade.
Dan akhirnya saya ingin tidur, sambil smsan. Begitulah kiranya teks khotbah saya malam ini.
Jum’at, 07 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar