Tahun Baru dan Info Obenx II


Tahun baru. Pesta yang penuh dengan kembang api itu ternyata diguyur hujan deras di tahun ini, 2013.
Sebelum pergantian tahun, di dalam kamar kost, aku hanya bertanya sambil melihat halaman yang tak henti-henti diguyur hujan, “Apakah tahun akan tetap berganti tanpa ada ledakan kembang api yang megah meriah di atas langit?”
ternyata waktu terus berjalan. Bergerak. Melaju tak peduli kiri-kanan, pada harapan orang-orang untuk melihat warna-warni kembang api di langit. Tahun tetap berganti. Meskipun hanya sekedar hujan yang menandai bahwa kita sudah meniggalkan 2012 dan berada di tahun 2013.
“Hujan memang tak pernah tahu perasaan pedagang terompet dan kembang api,” ujar seorang kawan keesokan paginya. “Betapa sedih. Buah keringatnya beberapa hari atau beberapa bulan terakhir tidak membuatnya menyunggingkan senyum bahagia. Lebih-lebih ketika keluarganya melihat ia pulang dengan tangan hampa; hanya sebaris terompet yang kedinginan, atau kembang api yang sudah banyak dicumbu gerimis,”  tambahnya panjang lebar padaku.
Mungkin saja tidak hanya pedagang terompet yang merasakan luka mendalam pada malam tahun baru. Ada banyak lagi: orang-orang yang ingin menikmati tahun baru dengan kekasihnya, mahasiswa baru yang berasal dari luar Jogjakarta, orang-orang yang ingin berfoto dengan latar warna-warni kembang api, dan semua orang yang rutin menikmati pergantian tahun dengan peniupan terompet.
aku hanya bisa menyarankan bagi yang memiliki kenangan hitam dengan malam tahun baru, jangan sampai terlampau sedih. Anggap saja hujan di malam itu sebagai berkah yang akan menyuburkan banyak hal dalam hati sanubari. Setahuku belum pernah tahun baru diawali dengan hujan lebat seperti ini: langitlah yang melepaskan hujan, bukan kita yang harus melepaskan kembang api ke langit untuk memeriahkan malam pertama tahun 2013. 
 Pada malam sepi itu, hanya setatus facebook seorang kawan dekat, Andoe Obenx II, yang terlihat lucu dan cukup menghibur. Isinya seperti ini: “Info Penting: Bagi gadis-gadis cantik yang tidak punya teman di malam tahun baru ini, bisa menghubungi saya. Saya bisa menemani sampai pagi. NB; Diperioritaskan yang pakai jilbab.” Sebuah humor yang cerdas dari seorang jomblo. Kenapa tidak, apa hubungannya cewek yang memakai jilbab dan malam tahun baru yang becek?
Berbicara Andoe Obenx II, dia adalah seorang sahabat saya yang misterius dalam kehebatannya. Selalu mengaku sebagai fotografer gagal di antara banyak mahakarnyanya. Menyebut dirinya seorang mahasiswa yang tidak punya apa-apa, padahal mampu membiayai hidupnya sendiri, tanpa minta bantuan orangtuanya. Dalam keadaan tidak tahu, aku meyakinkan diriku sendiri kalau Andoe Obenx bukanlah orang sembarangan: tidak seperti mahasiswa yang selalu sibuk belajar saat UAS dan UTS,  bukan seperti orang-orang yang pandai tampil cool di mata perempuan, dan pokoknya dia berbeda dari yang lain.
Dua hari setelah malam tahun baru, aku duduk bersama Andoe Obenx II di gorong-gorong institute, ia kemudian bercerita tentang dirinya, “Aku tidak tahu apa-apa yang terjadi saat pergantian tahun baru,” ceritanya. Pada malam itu, setelah menulis status lucu itu—kira-kira pada jam 21.00 WIB—ia langsung tidur.
Tapi, aku lupa bertanya, apakah tidurnya  pada malam itu termasuk rutinitas dia setiap tahun untuk merayakan pergantian tahun, di saat orang-orang berbondong untuk menandai pergantian tahun dengan tiupan terompet dan pelepasan kembang api. Aku tidak tahu, tapi kalau memang seperti sungguh berbeda dan luar biasa, karena tidak tergantung pada bunyi terompet atau meriahnya kembang api untuk bahagia di malam pergantian tahun.
Rabu, 9 Januari 2013

2 komentar: