Tadi,
di Jl. Adi Sucipto, di depan tukang buat stempel, ada sepeda Polygon dibiarkan
tergeletak di pinggir jalan. Betapa malangnya Polygon kuning dan begitu teganya
pemilik sepeda itu. Aku langsung teringat pada si Khumairo di rumah, semoga ia
baik-baik saja di sana: dirawat dengan penuh kasih oleh adikku, Abeng.
“Ya
Tuhan, aku ingin sekali membeli sepeda Polygon Xtrada 4.0 untuk dijadikan
kendaraan pribadi di Jogja: dari kost ke kampus, kampus ke kost dan
mengantarkanku jalan-jalan ke mana pun aku suka.”
Semoga
Tuhan Yang Maha Pengasih itu mendengar keinginanku yang telah kuucapkan dan
kutulis juga, agar tidak mudah berlalu bersama hembusan angin—scripta manent verba Volant, seperti
yang diyakini oleh para penulis.
Kata
temanku yang alim, rajin beribadah, “Tidak diminta saja Tuhan telah memberikan
kita kehidupan yang begitu indah, apa lagi sesuatu yang kita minta dengan
sangat pada-Nya. Tuhan akan memberikannya.” Aku percaya saja pada kata-kata
temanku yang alim itu, karena guru agamaku pun dulu pernah mengatakan bahwa
Tuhan Maha Kaya, penguasa alam semesta. Berbeda dengan pendapat guru PPKN yang malah
mengatakan “tanah, air dan udara dikuasai oleh negara”. Dan, untungnya aku
percaya bahwa hanyalah diri-Mu Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Aku
telah melafalkan doa dan telah kutulis juga, selanjutnya terserah Engkau. Namun
aku penuh harap untuk mendapatkannya. Aku tidak pernah meremehkan kun-Mu, dan tidak pernah menyepelekan Fayakun-MU. Maka terimalah doaku.”
Senin, 16 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar