Surat Cinta Untuk Maksiat


Mungkin satu-satunya keindahan adalah berkumpul bersama kalian. Dan lainnya hanyalah keasingan yang curam!

            Ada pepatah mengatakan: jauh di mata dekat di hati. Sungguh menarik, bukan! Tapi, bagiku, kalimat itu tidak bisa menjadi obat dikala rindu mulai mengiris luka baru dalam hati. Karena sedekat apa pun, kalau itu berwujud rindu tetap berjodoh dengan kegelisahan.
Tahukah kalian, setiap kali jam berdetik, setiap hentak waktu berlalu, pada pergantian siang dan malam selalu terlintas wajah-wajah kalian dalam benakku. “Teman-teman Aqidah dan Filsafat 10 (Formaksiat), aku benar-benar dalam kondisi kritis merindukan kalian!”
            Biarpun si Jakfar kribo itu selalu menuduhku suka pada anak Tafsir Hadits Khusus (entah siapalah namanya), Atau Hemmam Ibnu Takmir menyebutku sebagai pengkhianat tuhan, Supriyadi Ron Tax suka mengatakan kalau aku ini mahasiswa yang anti mandi, atau Andoe Obenx yang selalu menjegal langkahku untuk ‘berkenalan’ dengan perempuan. Kalian, ‘teman-teman AF 10’,  tetap menjadi yang terbaik bagiku.
            Maaf aku baru bisa memberitahu sekarang kalau di semester 4 ini aku harus cuti. Mau mengurus diri: belajar mandi 3 kali sehari, sholat 5 waktu, dan mencari tunangan. Hahaha.... mungkin kalian harus tertawa. Senang. Karena pada semester 5 nanti kalian akan melihat Bikhu Miftah Farid Paulus yang rapi, tidak atheis lagi, dan tentu hari-harinya tidak akan galau lagi.
            Oh ya, ada yang masih perlu kuluruskan. Tadi malam, saat aku sms Bunda Ani, Hypatia kita, dia  mengira kalau aku cuti karena gara-gara mahasiswi Sosiologi Agama. Itu dugaan yang keliru, Bunda. Tidak benar. Alasan aku cuti pada semester 4 ini karena hanya ingin mengurus diri. Titik. Tidak karena hal lain!
            Dalam keadaan yang yang teraniaya oleh rindu, dari jauh aku hanya bisa berdoa, semoga Formaksiat ada sebagaimana biasa, setiap malam sabtu, ditemani kopi dan rokok mewarnai malam dengan diskusi, dan tentu harus diakhiri dengan tertawa bersama. Amin.
            Titip rindu pula untuk Rusliyanto Elga, Immanuel Marcues, Nang Hadi Gunarso, Andoe Obenx, Yatno, Imam, Ipank Rahmatullah, Ridlo, Lora Hemmam binti Qiqi, Supriyadi Ron Tax, Izzad, Bunda Ani, Eko Chyn, Didit dan para dewa lainnya. “Kutunggu ‘Edanis’edisi berikutnya”

            Jum’at, 17 Februari 2012

3 komentar:

  1. Lingkaran Metalogi sepi tanpamu.... Kamu gak pamit,,,,,

    BalasHapus
  2. Aku merindukan kalian semua... :: Naufil, Roesly, Ifan, Jakfar, dll.

    BalasHapus
  3. Naufil: maaf, bung. lain kali aku akan pamit. hahahha.. tulisanku tak seindah punyamu, istikhari.

    Mahalli: aku juga merindukan kalian juga... ini tulisan cap kompor, bung!

    BalasHapus