Tuhan, Please!



Tuhan pasti tahu, tiga puluh tujuh jam yang lalu aku bersepeda dengan Hemmam: Gendeng-Malioboro-Nol Kilometer. Engkau pasti menyaksikannya, kan? Aku memakai sepeda Polygon warna coklat (bike to work) dengan rem depan-belakang yang sudah blong dan  ban belakangnya yang kempes, memaksaku untuk menuntunnya terlebih dahulu menuju arah pompa gratis—satu-satunya adalah Pom Bensin di Lempuyangan. Tuhan pasti juga tahu, bahkan Maha Tahu, kalau Polygon yang kupakai itu berstatus pinjaman!
Di sepanjang jalan, dekat Stasiun Lempuyangan, banyak mobil mewah menyalip dan motor keren dari berbagai merek hilir mudik di sampingku. Namun aku hanya tertarik pada sepeda. Senang dan bahagia rasanya melihat banyak orang bersepeda, mebentuk kelompok-kelompok dan mengayuh bersama-sama. “Tuhan, Engkau telah membuatku merasa iri pada mereka untuk yang kesekian kalinya. Sementara iri dan dengki Kau larang.”
Lalu kapan tuhan membelikanku sepeda? Aku ingin membeli Polygon Xtrada 4.0.  Kata Rian harganya Rp. 3. 895. 000. “Kalau tidak percaya tanya sendiri pada Rian.” Aku yakin harga yang bagiku begitu mahal itu tidak ada apa-apanya bagi-Mu sebagai yang Mahakaya. Maka aku berharap, Tuhan memberi kesempatan bagiku untuk membelinya.
Dengan Polygon Xtrada 4.0 itu aku ingin bersepeda keliling Jogja, bersepeda Jogja-Madura dan keliling ke mana saja untuk menemukan dan memenuhi kebahagian dengan mengayuh sepeda. Aku juga akan membuat catatan perjalanan tentang si 4.0 dan juga aku.
Tuhan, aku benar-benar ingin memilikinya. “Please, aku mohon. Jangan hanya selalu Muhammad yang selalu kau kabulkan doanya. kalau memang begitu, aku akan sangat cemburu, cemburu buta, karena aku juga ingin menjadi kekasih-MU. I love you.”
Minggu, 27 Oktober 2013

Aku. Kata Harik dengan tanda Nur Muhammad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar